Pages

Thursday, January 21, 2010

Mengasihi Tanpa Memilih

Kamis, 21 Januari 2010 saya mengikuti persiapan mengajar Sekolah Minggu kelas besar karena saya mengajar kelas 5 SD. Dalam persiapan ini, kami para guru mempersiapkan cerita tentang Zakheus yang diambil dari Lukas 19:1-10. Cerita tentang Zakheus ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Dia adalah orang yang secara fisik sangat berbeda dengan yang lain, kecil, pendek dan sedikit (mungkin) cebol. Ada hal yang pasti kita semua sudah tahu, pekerjaannya adalah pemungut cukai, pekerjaan yang tidak disenangi oleh masyarakat Yahudi pada umumnya saat itu. Mengapa demikian? Karena pemungut cukai dikenal sebagai pemeras harta rakyat sehingga menyebabkan rakyat menjadi miskin. Namun, sebenarnya hal ini wajar saja terjadi. Ketika membaca bahan tambahan dan diskusi bersama guru-guru yang lain, ada latar belakang yang patut kita lihat mengapa pemungut cukai sangat dibenci oleh masyarakat pada zaman itu. Pemungut cukai adalah petugas yang memungut pajak dari masyarakat untuk disetorkan kepada pemerintah (pemerintah Romawi yang berkuasa saat itu) dengan cara memakai uang mereka sendiri dulu baru setelah itu mereka menarik dari rakyat. Maka mereka, para pemungut cukai, menagih dari rakyat dengan cara memaksa karena mereka juga takut kalau harta mereka tdak kembali dan tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Terlepas dari itu, cara mereka menagih dengan cara memaksa sangatlah tidak manusiawi sehingga mereka sangat dibenci oleh masyarakat.

Kembali pada pokok cerita, dalam Lukas diceritakan bahwa ketika Zakheus tahu bahwa Yesus akan tiba di kota Yeriko, maka dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dengan Yesus karena ia telah mendengar semua kisah tentang Yesus. Zakeheus mencari akal bagaimana ia bisa bertemu dengan Yesus. Ketika Yesus sampai di kota Yeriko, maka ia segera menemuiNya. Namun, malang nasib Zakheus. Kerena badannya kecil, maka ia tidak dapat melihat Yesus. Zakheus tidak kehabisan akal. Ia segera memanjat pohon ara dan dari situ ia dengan jelas dapat melihat Yesus. Yesus pun tahu usaha yang dilakukan oleh Zakheus, Ia mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan dengan Zakehus, maka Ia memerintahkan Zakheus supaya turun dan berkata bahwa diriNya harus menumpang di rumah Zakheus. Mendengar hal Zakheus sangat bahagia dan segera turun serta berkata, untuk menebus kesalahannya telah memeras rakyat ia akan mengembalikannya 4 kali lipat dari harta yang telah diperasnya. Setelah mendengar perkataan Zakheus tersebut, Yesus mengatakan bahwa hari itu juga keselamatan terjadi dalam rumah Zakheus. Itulah sedikit ringkasan cerita yang kami persiapkan untuk Minggu, 25 Januari 2010.
Ada beberapa hal yang dapat saya pelajari dari cerita dan persiapan hari ini. Dari sisi cerita, pertama kita dapat belajar dari usaha yang dilakukan oleh Zakheus. Meskipun secara fisik ia punya kekurangan dengan tubuhnya yang pendek dan kecil itu ia tidak menyerah, ia tidak kehilangan akal agar ia dapat melihat langsung siapa gerangan Yesus itu. Zakheus punya banyak akal hingga akhirnya ia memanjat pohon ara. Jika kita menjadi seorang Zakehus, apakah kita akan melakukan hal yang sama? Pastinya bila kita mempunyai suatu keinginan yang kuat kita akan melakukan apapun untuk memenuhi keinginan tersebut. Semangat yang ditunjukkan oleh Zakheus patutlah kita contoh dan kita teladani karena dengan semangat itulah Ia dapat bertemu dengan Yesus. Kedua, kita dapat belajar dari inisiatif Tuhan Yesus. Apabila Tuhan Yesus tidak mau mengambil inisiatif untuk memulai pembicaraan dengan Zakheus maka Zakheus tidak akan bersedia mengganti apa yang telah ia lakukan kepada masyarakat sekitarnya. Inilah bukti cinta kasih Tuhan kepada orang yang berdosa, sebuah bentuk rasa peduli (care) yang sangat besar dari Allah kepada manusia. Tanpa rasa peduli dan cinta kasih yang diberikan oleh Tuhan orang berdosa tidak akan mau bertobat. Ada sebuah penerimaan diri dalam diri Zakheus yang mengakibatkan adanya sebuah perubahan. Dari sini kita dapat melihat bahwa Tuhan mencintai dan mengasihi semua orang tanpa rasa memilih. TUhan tidak melihat bagaimana kondisi Zakheus dan apa latar belakangnya. Andaikata Tuhan hanya mengasihi orang-orang yang kaya, punya kedudukan dan terhormat saja, bagaimana dengan nasib-nasib orang yang termarginalkan atau “terkucilkan” di tengah-tengah masyarakat? Pastilah mereka akan sengsara dan keselamatan yang diberikan hanya terbatas pada orang-orang kaya atau yang mempunyai kedudukan saja. Akan tetapi, Tuhan kita bukanlah Tuhan yang demikian, Tuhan kita penuh kasih kepada semua orang tanpa memilih, apapun kedudukannya. Tuhan datang ke dunia ini dalam diri Tuhan Yesus mencari orang-orang yang berdosa bukan orang-orang yang benar.
Sebagai seorang guru Sekolah Minggu, apa yang dapat kita bagikan dan ajarkan kepada adik-adik kita? Tentunya, kita harus mengajar dan mengajak mereka untuk lebih mengaishi orang-orang yang ada di sekitarnya tanpa memilih dan memandang latar belakang, status dan apapun itu. Kita juga mengajak mereka untuk lebih peduli (care) terhadap temannya, terutama temannya yang terkucilkan dalam pergaulannya. Ajarlah mereka untuk bisa menyatakan kasihnya tanpa pilih-pilih. Namun, sebagai guru kita haruslah memberi contoh, tidak hanya berkata-kata saja. Terasa sulit memang, tapi apabila kita mau dan bersedia untuk melakukannya, kita pasti bisa.
Dari sisi persiapan, saya dapat belajar meskipun jumlah guru yang ikut sedikit akan tetapi semangat yang ditunjukkan tetap ada. Diskusi yang hangat dan saling melengkapai satu dengan yang lain menjadikan persiapan tidak membosankan ditambah dengan canda tawa yang segar menjadikan suasana kekeluargaan tercipta. Teman-teman dengan setia tetap bersemangat menunjukkan tanggungjawab pelayanannya karena mereka sadar bahwa peran mereka sangat dibutuhkan oleh adik-adik. Hm…, sebuah pelayanan yang indah bisa bersama adik-adik belajar tentang firman Tuhan. Memang terasa berat, tapi apabila kita mau kita pasti bisa. Tuhan, tolonglah aku untuk dapat benar-benar melayani anak-anak yang telah Engkau percayakan kepadaku agar aku benar dalam membimbing mereka seturut kehendakMu,

Yogyakarta, 21 Januari 2010
Di waktu malam yang dingin tapi penuh keceriaan
dan rasa rindu bertemu dengan adik-adik Sekolah Mingguku….

No comments:

Post a Comment