Pages

Friday, April 17, 2009

Gereja dan Politik

KELOMPOK 3

Catatan Tanggapan : Gereja dan Politik

Anggota : - Resi Pramudita (01082168)

- Keshia Hestikahayu S. (01082173)

- Christian Hutabarat (01082187)

- Virgo Tri Septo A. (01082201)

Kelompok kami menyoroti salah satu artikel yang menjadi bahan bacaan kita yaitu “Membangun Teologi Politis di Indonesia: Dari Teologi Sukses ke Politik Pelayanan dan Doksologi” dan “Membangun Kembali Sebuah Budaya Politik Indonesia”.

Dalam artikel kelompok kami menyoroti tentang sub-bab Membangun Sebuah Budaya Politik Demokratis. Budaya politik yang demokratis itu menuntut adanya budaya politik yang beradab, dewasa dan demokratis. Ada beberapa hal yang kami soroti yang sesuai dan harus terus dikembangkan dalam kondisi di negara kita untuk mewujudkan keadaan yang demikian, yaitu:

- Keterbukaan, keterbukaan sangatlah penting dan merupakan syarat utama dalam alam hidup demokratis. Keterbukaan yang dimaksud adalah dalam menyampaikan kritik atau pendapat. Karena melalui kritik segala sesuatunya dapat dievaluasi apakah benar atau salah.

- Bertanggungjawab, bertanggungjawab terutama ditekankan pada para pemimpin pemerintahan. Namun, tidak hanya para pemimpin saja. Rakyat pun harus mempunyai sikap bertanggungjawab. Dengan adanya sikap bertanggungjawab, apa yang telah “dimandatkan” akan benar-benar terlaksana dengan baik dan dapat dilihat hasilnya.

- Kepentingan umum, selama ini pemerintahan kita cenderung diwarnai dengan KKN. Para pejabat bekerja bukan untuk kepentingan umum, melainkan untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan. Hal ini tidaklah benar. Perlu dibangun sikap atau mentalitas tidak mengutamakan kepentingan pribadi. Kepentingan umum haruslah ditempatkan diatas segalanya.

Penjabaran diatas adalah sebuah nilai atau keadaan yang ideal, yang “seharusnya” terkandung dalam politik di Indonesia, namun kelompok juga akan menyoroti sebuah cara berpolitik ideal dan seharusnya dapat menujukkan peran serta gereja untuk mewujudkan budaya politik yang ideal menurut Pak Paulus pada artikelnya. Berawal dari pemahaman dari sebuah teologi sukses yang dikemukan oleh Pak Paulus, kelompok juga membenarkan akan pemahaman yang berkembang ditengah orang-orang kristen sekarang ini maka diperlukan sebuah pensosialisasian akan sebuah pemahaman yang lebih baik.

Ada dua jenis politik yang menjadi sebuah “politik alternatif” yang menurut pak Paulus seharusnya ditawarkan gereja yaitu:

- Politik Pelayanan

Dimana dalam politik ini lebih menekankan tentang bagaimana seseorang yang memiliki kekuasaan seharusnya menjadi pelayan. Melalui pemahaman politik ini seseorang harus menempatkan diri secara benar untuk mewujudkan kepentingan umum dan memiliki persfektif yang benar sehingga ia dapat mengerti bagaimana seharusnya berpolitik.

- Polotik Doksologi

Dimana politik yang dilakukan semua berlandaskan dan berakar pada kepercayaan kita akan Yesus Kristus. Pemahaman ini juga akan membawa seseorang untuk mengerti bagaimana memiliki orientasi secara benar dalam berpolitik dan yang paling penting adalah bagaimana ia melakukan segala sesuatunya berdasarkan keinginan untuk memuliakan Tuhan.

Selain itu dalam artikelnya Pak Paulus membuat suatu “penyadaran religius” akan apa arti sebenarnya kekuasaan itu seharusnya,yang berjalan bukan dalam rangka untuk menguasai dan memakai embel-embel “jumlah orang kristen yang ikut berpolitik langsung” tanpa mementingkan sebenarnya kualitas dari hal-hal yang sebenarnya kita lakukan.

Kelompok sangat setuju dengan ke dua pandangan diatas (pandangan dari Pak Franz M.S dan Pak Paulus) karena ke dua pandangan tersebut mengajak kita untuk lebih melihat dan mencari sebenarnya apa dasar yang terutama dalam berpolitik,dengan tujuan bukan hanya untuk menguasai dengan membabi buta tapi menguasai untuk “melayani”, melalui pandangan dan kesadaran seperti ini sekiranya akan terbangun politik yang sehat dan memiliki tujuan yang benar dalam berpolitik, hal ini juga dapat menunjukkan akan peran penting gereja untuk mengambil bagian dalam mewujudkan Budaya Politik yang ideal di Indonesia sekarang ini.


No comments:

Post a Comment