Pages

Friday, April 17, 2009

“LEARN FROM THE ANT”

“LEARN FROM THE ANT”

“Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.”

(Amsal 6:6)

Pernahkah kita memperhatikan seekor semut dan punya pengalaman dengannya? Semut, binatang yang sering kita remehkan karena ukurannya kecil dan seakan-akan tidak mampu menyamai diri kita. Terkadang semut menjengkelkan. Suatu ketika, saya meletakkan sepotong kue di meja belajar. Lalu ada hal untuk dilakukan. Saya meninggalkannya. Setelah urusan tersebut selesai, ternyata kue saya tersebut sudah dipenuhi oleh semut. Jengkel sekali rasanya dan hati menjadi marah. Namun apakh kita akan marah kepada semut-semut itu?Tidak mungkin, kan…??!!

Meskipun semut terkadang menjengkelkan, banyak hal yang dapat kita pelajari dari seekor semut. Dibalik tubuhnya yang kecil tersimpan banyak karakter-karakter positif. Karakter-karakter tersebut sudah menjadi pedoman hidup bagi si semut. Tidak ada salahnya jika kita belajar dari semut. Pedoman hidup itu sederhana tapi mempunyai makna yang mendalam. Apabila kita terapkan dalam hidup sehari-hari mempunyai manfaat yang besar bagi kita. Akan terjadi perubahan yang berarti dalam hidup ini.

- Mau bekerja sama

Karakter yang dimiliki oleh seekor semut adalah mau bekerja sama. Lihatlah jika mereka menemukan makanan pastilah mereka tidak akan pernah mengangkatnya sendiri. Beramai-ramai mereka akan mengangkatnya sampai ke tempat tujuan. Demikian pula, ketika sampai di tempat tujuan semut-semut tersebut akan memakannya bersama-sama. Suatu hal yang indah, bukan? Hal ini menunjukkan bahwa semut tidak egois dengan sesama. Bagaimana dengan kita? Seringkali kita bersikap egois pada sesama, maunya menang sendiri. Kita teekadang sulit untuk bekerjasama menghadapi suatu masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Kerjasama sangatlah penting. Saatnya kita menjauh dari keegoisan kita dan dan mau bekerjasama dengan sesama kita supaya hidup yang kita jalani semakin indah dan bermakna.

- Peduli menimbulkan kekompakan

Semut bila bertemu dengan sesamanya akan saling bersentuhan. Sentuhan ini adalah tanda bahwa mereka saling menyapa dengan teman-temannya. Bersentuhan juga berarti peduli dan memerhatikan sesama. Dalam budaya manusia, kita juga melakukan hal ini dengan bersalaman dengan sesama bila bertemu. Budaya ini adalah bentuk kepedulian kasih kita. Peduli kepada sesama sangatlah penting untuk menciptakan suasana yang tentram dan damai serta akan membangun sebuah kekompakan di antara kita. Suasana yang tentram dan damai akan menimbulkan iklim yang kondusif dan kekompakan dalam komunitas kita. bukankah begitu, teman???

- Pantang menyerah

Pernahkah teman-teman menghalangi jalannya semut? Kalau kita menghalangi jalannya, dia akan terus mencoba mencari jalan lain entah dengan menerobos atau berbelok ke arah yang lain. Semut tidak akan pernah kehilangan akal dan tidak pernah menyerah bila menghadapi masalah. Seringkali kita sudah menyerah bila menghadapi masalah yang terbilang cukup berat sebelum menhadapinya. Contohnya, jika kita mengerjakan tugas sekolah yang membingungkan dan sulit untuk dipecahkan kita berkata, “Kok sulit sih…!!!”. Ini berarti kita sudah menyerah sebelum bertanding. Hal ini tidak boleh kita lakukan. Cobalah untuk menghadapinya terlebih dahulu. Carilah beberapa alternatif penyelesaiannya. Janganlah mudah menyerah, tetaplah semangat dalam menghadapi setiap problem dalam hidup. dan tentunya mintalah pertolongan kepada Tuhan karena Dialah sumber kekuatan dalam hidup kita.

- Bekerja keras

Salah satu karakter semut yang patut dan harus dicontoh adalah mau bekerja keras. Tanpa bekerja keras, mereka tidak dapat mempertahankan hidup. Ketika musim panas tiba semut akan bekerja sekeras mungkin mengumpulkan makanan sebagai persediaan di musim dingin. Mereka tidak akan pernah berhenti bekerja sampai persediaan mereka cukup. Begitu halnya dengan kita, bekerja keras haruslah menjadi bagian dalam prinsip hidup kita. Belajarlah dengan sungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Marilah kita mencoba untuk mengubah cara belajar kita, yang terbiasa dengan “sistem kebut semalam” atau yang biasa terkenal dengan SKS ubahlah dengan membiasakan diri mencicil belajar tiap hari. Tidak perlu lama-lama, dua atau tiga jam sehari dan jika dilakukan dengan rutin pasti hasilnya baik. Hasil yang baik tidak akan pernah didapat dengan instant, hal ini membutuhkan kerja keras dan niat yang sungguh-sungguh.

- Optimis memandang masa depan

Ini merupakan pandangan untuk menjalani hidup. Semut tidak akan pernah memandang bahwa musim panas akan berlangsung sepanjang waktu, pasti akan datang musim dingin dan mereka akan segera bekerja mengumpulkan makanan sebagai cadangan. Mereka berpikir realistis akan apa yang akan terjadi. Kita pun harus bersikap realistis dalam menghadapai kehidupan ini. jangan hanya memandang kehidupan hanya dari sisi positifnya saja. Cobalah untuk selalu realistis dalam menghadapai permasalahan. Banyak badai yang akan kita alami, berbagai masalah datang bertubi-tubi baik itu ringan maupun berat. Kita harus siap dan sedia menghadapainya. Jangan pernah menunggu untuk meyelesaikan permasalahan yang kita alami. Berpikirlah optimis serta realistis bahwa masalah dapat diselesaikan dan masa depan yang kita hadapai pastilah cerah.

Pedoman hidup yang indah bukan? Pedoman ini dapat kita terapkan dalam hidup sehari-hari, baik sebagai manusia individu maupun manusia sosial. Sangatlah panting untuk selalu bekerja sama, bekerja keras, pantang menyerah, peduli, kompak, dan optimis memandang masa depan. Ini adalah modal dan investasi kita untuk mengarungi kehidupoan. Bagaimana dengan kita? Tidak ada ruginya lho..belajar dari seekor semut, meskipun kecil tapi mempunyai prinsip hidup yang indah dan rasional. Apalagi kita sudah duduk di bangku SMA, saatnya kita mulai untuk hidup kritis dan berpikir rasional serta realistis. Buat teman-teman kelas XII, selamat belajar dan tetap SEMANGAT. Jangan putus asa dan teruslah berjuang untuk menghadapi UNAS dan UAS. Ini bukanlah akhir tetapi awal untuk kehidupan yang lebih dewasa. Buat teman-teman kelas X dan XI, kalian juga harus tetap berudaha serta belajar lebih sungguh-sungguh. Marilah kita belajar dari semut. Semoga tulisan ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus Memberkati!!

No comments:

Post a Comment